MENILIK BEST SELLER BUKU “GURU JUGA MANUSIA”


RESUME :PENGALAMAN  MENULIS BUKU  DI PENERBIT MAYOR OLEH UKIM KOMARUDIN


MENILIK  BEST SELLER  BUKU “GURU JUGA MANUSIA”  
Oleh : Fitran Sari


Begitu santun dan sederhana kesan pertama yang saya tangkap saat pak Ukim Komarudin atau  Om Ukim  memperkenal diri. Kalimat yang sederhana namun penuh makna. Sapaan pertama Om Ukim.

Saya sangat berterima kasih kepada panitia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi. Saya masih belajar. Jadi mohon maaf apabila yang saya sampaikan sederhana. Semangat berbagi yang menyebabkan saya berani berbagi dalam kesempatan seperti ini. mohon doanya, semoga bermanfaat

Om Ukim adalah seorang penulis buku pada hari ini sebagai presenter. Om Ukim mulai mengulas kesuksesan sebagai penulis dan salah satu buku yang ditulis berjudul “Guru juga Manusia”  menjadi Best Seller. Di bawah ini adalah buku  / tulisan karya Om Ukim.

       Pada awalnya, menulis bagi  Om Ukim merupakan sarana untuk menyalurkan ekspresi pribadinya. Menulis   sebagai tempat mencurahkan segala kegelisahan atau bentuk lainnya, sehingga dalam menulis tidak pernah merasa khawatir atas kualitas tulisan, tidak peduli dengan ragam atau yang menjadi trend di masayarakat. Menulis sudah menjadi kebutuhan jika tidak dilakukan maka ada yang hilang dalam dirinya. Menulis sejujur-jurunya, apa adanya dan apa saja. Sebagai   guru, Om Ukim menulis terkait pelajaran, beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan yang harus dituliskan di majalah, dan menulis buku harian.
       Seiring waktu tulisannya banyak dilirik orang lain,  terutama orang terdekat (teman-temannya). Mereka mengatakan tulisanya bagus, emotif yang bisa membawa pembacanya larut dalam cerita, bahasa sederhana, mudah dicerna oleh pembaca, dan sepenggal tulisan Om Ukim dapat dijadikan ceramah atau kultum.
        Memperoleh komentar positif atas tulisannya, adrenalin Om Ukim meningkat sehinggga mulai membukukan tulisan-tulisan yang dituliskan pada buku hariannya.  Tema besarnya yang  dituliskan merupakan pelajaran seorang dewasa (guru) dari anak-anak "cerdas" yang menjadi siswanya. Oleh karena tulisan itu beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam tokoh, Buku pertama diberi judul  "Menghimpun yang Berserak." Sebuah usaha untuk mengumpulkan segenap mutiara yang berserakan dalam kehidupan yang sangat bermanfaat bagi dirinya, dan semoga bermanfaat pula buat orang lain (pembaca)
     Sebagai penanggung jawab penerbitan buku di sekolah Om Ukim memiliki kesempatan untuk menyisipkan karya pribadi "Menghimpun yang Berserak." untuk dicetak selain buku pelajaran  merupakan buku karya bersama . Terkait dengan penerbitan kedua buku tersebut Om Ukim di interview.
       Hati nurani sebagai seorang guru yang menulis sejujur-jujurnya dan apa adanya merasa tidak nyaman setelah di interview. Karena untuk menerbitkan buku tidak semudah yang dibayangkan ada tips dan trik yang harus dipenuhi. Ada pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab sebelum menerbitkan sebuah buku seperti: (1) Apakah  buku  yang diterbitkan akan laku dipasar?; (2) apakah bukunya punya nilai tambah sehingga pembaca melirik dan membeli bukunya?;(3) "Apakah bersedia apabila beberapa hal terjadi penyesuaian (diganti)?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menyebabkan nurani terusik  sebagai penulis jujur dan apa adanya.
       Kesuksesan seseorang membutuhkan penyemangat dan nasihat dari orang lain begitu juga dengan Om Ukim. Nasihat dari seorang sahabatlah  sehingga Om Ukim memahami bahwa dalam menulis memerlukan tim, karena tim inilah yang akan memoles karya sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak  atau pembaca. Menurut sahabatnya,  naskah Om Ukim  punya potensi untuk diterbitkan. Akhirnya atas saran sahabat, hatinya luluh dan menemui sang editor.
     Penjelasan  editor tentang layak terbit sebuah naskah cukup dimengerti yaitu harus melalui tim editorial. Naskah Om Ukim dalam konfirmasi, dari sini berawal suksesnya Om Ukim dalam menulis. Buku yang pertama terbit diikuti dengan buku-buku yang lainnya.
Inilah tim editorial  dalam menerbitkan sebuah buku
                                                   Tim editorial                                     

Baiklah untuk  lebih memahami tugas tim editorial dapat di lihat urian berikut
Editor
  •       Mencari & menyeleksi naskah/penulis.
  •       Mengawal naskah mentah hingga menjadi buku.
  •       Melengkapi data administrasi penerbitan naskah.
  •       Mencari gambar untuk melengkapi isi buku jika diperlukan.
  •      Mengoordinasikan kebutuhan ilustrasi dan foto kepada desaine dan ilustrator.
  •     Bekerja sama dengan layouter untuk rancangan tata letak dan perubahan konten seiring koreksi.
  •       Membantu proses promosi buku.
Desainer
  •   Membuat sampul buku yang sesuai dengan isi buku dan menarik perhatian pembaca
  •     Berkoordinasi dengan editor untuk kebutuhan desain seperti   templat naskah, foto, infografis, dsb.
  •     Membuat alat promosi penerbitan untuk buku seperti flyer,       brosur,  dan lain-lain.
    Ilustrator
  •       Membuat gambar sesuai dengan kebutuhan isi buku
  •       Gambar harus bagus dan menarik
Layounter
  •  Menyatukan tulisan dan gambar dalam halaman buku sehingga enak untuk dibaca.
  •  Berkoordinasi dengan editor untuk setiap koreksi dan  perubahan- perubahannya
  •  Menyiapkan segala kebutuhan berkas-berkas digit yang diperlukan  oleh bagian percetakan
Tim editorial inilah yang membawa Om Ukim menjadi seorang penulis yang baik sehingga buku-buku Om Ukim selalu laris dipasaran.  
       Tips dari keberhasilan Om Ukim sebagai penulis agar karyanya dapat dinikmati oleh orang banyak  yaitu: sebagai penulis harus melibatkan tim ( tidak boleh serakah ), banyak membaca untuk menambah inspirasi dan membutuhkan promosi.
Rangkuman beberapa jawaban atas pertanyaan terkait penulisan dan penerbitan buku yang ditujukkan ke Om Ukim.
Adapun  kriteria  jika ingin menerbitkan sebuah buku  pelajaran;
(1) menunjukkan penggunaan pendekatan baru; (2) lebih lengkap; (3) penulisnya memang berkualifikasi luar biasa; (4) Naskah renyah (enak dibaca);  dan diutamkan dari hasil penelitian lembaga-lembaga pendidikan terbaik.
Adapun tips agar karya bisa rampung: (1)Harus menempatkan diri sesuai stamina dan kecenderungan Ada tipe penuls sprinter, maka pilih cerpen. Kalau penuls tipe Marathon, pilih novel. Menulislah secara  bertahap   dari lari jarak pendek,  karena latihan akhirnya bisa lari jarak jauh; (2) Ada yang disebut, Premis (tema besar). Biasanya terdiri atas satu paragraf. Hebatnya, ia adalah sebuah headline yang memegang pergerakan ide, tokoh, dan alur cerita. Penulis hebat memulai dari itu. Percayalah, jika tidak memulai dari situ, kemungkinannya kalah tenaga, atau ngawur kemana-mana.
   Demikian uraian dari Om Ukim bagaimana  Pengalaman  Menulis Buku  Di Penerbit Mayor” . sehingga buku “ Guru juga manusia” menjadi buku Best Seller .  Diakhir pertemuan kalimat  inspirasi dari Om Ukim
"Teman-teman yang baik. Ada kehebatan dari seorang penulis. Ia jelas ekspresinya. Ia juga punya daya jangkau dakwah yang lebih luas dalam menebar kebaikan. Ia juga punya legacy atau warisan untuk pertinggal jejak kebaikannya, yakni tulisannya. Menulislah, setiap hari. karena anda akan menemukan kebahagiaan; menulis berarti kita  MENCIPTAKAN SEJUMLAH KEBAIKAN.      
(Mohon maaf atas segala kesalahan)”



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.