NANO NANO


NANO NANO

Workshop hari kedua 17 Juli 2020, untuk latihan membuat tugas dan penilaian. Sebagian Mapel sudah memiliki mentor. Kegiatan hari kedua untuk pemantapan saja. Semakin sering berlatih maka kemampuan akan semakin bertambah.

Disela-sela workshop, disediakan rujak ganista dalam bahasa Bima kinca. Wah mantap...rasanya sepet, pedes manis. Menghilangkan kepenatan. Dari kemaren sudah berkutat dengan aplikasi google classroom. Bagi kami guru pemula untuk menerapkan di dalam kegiatan pembelajaran cukup membuat pusing. 


Tidak terasa waktu hampir menunjukkan pukul 11. 00 wita, besok dilanjutkan lagi. 

Saya siap-siap pulang, bu ulfa minta saya ke ruang Kepala sekolah, karena bapak kepala sekolah meminta saya menghadap beliau. Ternyata  di ruangan sudah ada tamunya. Saya diperkenalkan namanya Pak Khairuddin dari RRI Mataram. Beliau meminta kesediaan saya untuk mengisi acara di RRI tanggal 27 Juli 2020. Materi disesuaikan dengan KD untuk siswa baru. Siap pak. Bapak Khaeruddin meminta no kontak dan foto. Berhubung di kontak saya tidak ada foto yang layak diberikan, saya mengirimkan setelah solat Jumat. Sudah diill saya pamit pulang.

Rencananya pulang mau beli sayur yang sudah dimasak. Pingin makan sayur bening kelor,  dirumah sudah ada lauk. ternyata sayurnya habis, Pelcing kangkung juga habis. Akhirnya saya lolos untuk beli ke langanan,  kalau lagi nggak sempat masak.

Belum sampai tempat beli sayur yang sudah di masak, kios yang menjual  berbagai keperluan dapur belum tutup. Akhirnya mampir. Ikan masih segar. Bandeng, nila, ikan  kembung dan tongkol. tongkol untuk si meong, sebagai tambahan snaknya. tidak ketinggalan sayur sawi dan terong.
Niatnya mau beli sayur yang sudah dimasak, jadinya yang mentah. Sampai dirumah semuanya masuk kulkas dulu,  karena anak-anak sudah makan siang, tanpa sayur.

Baru saja saya istirahat si bungsu telpon, katanya kepalanya sakit. Terkejut campur cemas. katanya kepalanya mutar-mutar, kepala sakit. Saya paksa untuk makan dan  istirahat.

Sore saya buatkan susu coklat dan milo...mana yang dipilih untuk diminum. Minuman ditolak katanya terlalu manis,  minum sedikit mual. Untuk mengalihkan perhatian dari rasa mualnya saya ajak ngobrol,  ternyata dia tidak tidur semalam. Baru bisa tidur  jam 08.00  pagi.  Sambil kita ngobrol, dia mengatakan mau muntah. Setelah muntah kepala sedikit ringan, keluar keringat.

Inilah penyebabnya tidak tidur jadi kekurang oksigen. juga kemungkinan tensinya rendah, Namun kami tidak berani membawa ke dokter. Jaman sekarang perlu hati- hati membawa keluarga ke rumah sakit,  takut di vonis covid 19.

Indri masih kepikiran sama sekolahnya. Belum ikhlas untuk memasukkan SMA barunya. Sementara teman-temannya yang sebelumnya tidak diterima disekolah pilihannya, sudah mendapat sekolah. Sekolah yang menurutnya bagus. Sedangkan dia belum merasa nyaman dengan sekolahnya sekarang. Itulah yang dipikirkan semalaman, bahkan menagis sampai pagi.

Saya tidak mengerti, apa yang menjadi pertimbangan pemerintah. Rumah kami,  jarak cukup dekat dengan sekolah,  terlempar jauh. Apakah mereka tidak memikirkan psikologis anak? apa yang ada didalam benaknya. Padahal didalam aturannya yang diutamakan jarak rumah. Bahkan sejak diterapkan sistem zonasi kelurahan kami masuk ke SMA N 2 Mataram.

Dudi saya minta untuk membeli sate, gulai kambing dan lontong. Indri makan satu lontong dengan sate saja, gulainya tidak dimakan. Setelah makan, pusing sedikit berkurang. Istirahat tidak boleh main HP.

Tengah malam sekitar pukul 01.00, Indri terbagun. Saya minta untuk makan . Lontong dan gulainya  masih tersisa. lumayan lontong satu habis. Keadaan semakin membaik. Duduk sebentar, dilanjutkan tidurnya. Alhamdulillah pulas sampai pagi.

Semoga kondisi semakin membaik. Hati dan pikirannya yang perlu diobati.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.