Kilas Balik dibalik Usia My Husband
KILAS BALIK DIBALIK
USIA MY HUSBAND
USIA MY HUSBAND
Penulis Fitran Sari
Tanggal 6 Juni 1962 - 6 Juni 2020, 58 tahun sudah usia suamiku. Jika PNS sudah memasuki usia pensiun. Beruntunglah suamiku bukan PNS sehingga tidak pernah pensiun. Suamiku bernama Rusli terlahir dari pasangan Latif dan Zaenab. Kedua mertuaku sudah almarhum dan Almarhumah. Suamiku menyelesaiakn pendidikan S1 di Fakultas Pertanian UNRAM jurusan tanah dan pupuk. maka bergelar Ir. Gelar ini tidak dikenal sama anak jaman sekarang.
Walaupun alumni Pertanian tapi tidak langsung bersentuhan dengan pertanian. Dari awal bekerja tahun 1987 suami mengikuti program pemerintah TKST (Tenaga Kerja Sukarela Terdidik). Penempatannya di desa Gondang Kecamatan Gangga Lombok Utara. Pekerjaannya bersentuhan dengan koperasi yang melayani kebutuhan masyarakat khusus petani seperti pupuk, padi, beras dan simpan pinjam. Mengabdikan diri sampai dengan tahun 1993.
Tahun 1993 suami minta istirahat dan mengabdikan diri di sekolah perikanan (SPP SUPM) Sumbawa. Waktu itu kami menikah pada tahun 1992. Keluarga besar kami banyak di Sumbawa sehingga dengan berat hati suami pindah. Banyak sudah yang telah dilakukan untuk pengembangan sekolah. Suami dipercaya untuk membawa anak-anak yang praktik ke Tegal sebagai pusat sekolah SPP SUPM. Membawa anak-anak untuk praktik penangkapan ikan di Lombok Timur, membawa anak-anak praktik pelayaran di penyebarangan Tano-kayangan.
Pada tahun 1994 saya mendapat SK CPNS di Mataram. Kami terpisah kembali. Saya di Mataram suami di Sumbawa.
Tahun 1997 suami resmi untuk hijrah lagi ke Mataram NTB. Selama 3 tahun kami tinggal terpisah. Karena sekolah tempat mengabdi tidaklah memberi titik terang untuk masa depan. Sebelum pindah ke Mataram, suami sudah mendapat job yaitu manager Koperasi Mina Ampenan. Suami memang ahli di Koperasi. Menjadi Manager Koperasi dilakoni sampai dengan tahun 2001. Koperasi mulai melesu era pak Presiden Suharto lengser. Akhir banting stir lagi membuka Bimbel bersama teman-teman, sambil menjalankan Asuransi Bumi Putra dan juga koperasi khusus melayani penerbitan sertifikat. Banyak usaha yang kami lakukan termasuk distributor sembako.
Pada tahun 2009 resmi bergelut dipemberdayaan yaitu PNPM. Pertama kali di tempatkan di kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Kami kembali terpisah. Suami pulang 1 bulan sekali. Paling cepat 2 minggu sekali. Pada tahun 2010, lebih kurang setelah 1 tahun bekerja saya mendapat telepon dari koordinatornya jika suami dipindahkan ke kayangan. Saya di telepon karena suami tidak bisa dihubungi. Akhirnya suami pindah lagi ke pulau lombok walaupun lain kabupaten tapi masih satu pulau.
Suami resmi pindah ke Kabupaten Lombok Utara. Sebenarnya sudah tidak asing lagi, karena pernah bertugas sebelumnya . Tahun 2015 pada era presiden Jokowi menjadi presiden progran PNMP resmi dibubarkan diganti dengan dana desa. Padahal sesuai kontrak sampai tahun 2025, dan diperpanjang setiap tahun. Sempat ditahun 2015 dikontrak sampai bulan agustus. Waktu itu saya cukup down. Anak-anak masih membutuhkan biaya besar. Anak-anak kuliah dan saya baru melanjutkan program master.
Kami selalu berprasangka baik kepada Allah yang maha memelihara. Kami mengintrospek diri, sudah barang tentu Allah menguji kami. Jika ingin naik kelas, maka harus melalui tahap ujian. Ada prilaku kami yang tidak Allah kehendaki. Kami mohon ampunannya.
Allah selalu melimpahkan rahman dan rahimnya. Rizqi datang dari arah yang disangka-sangka. Akhirnya suami bergelut di projek perumahan kumuh, walaupun kadang ada juga yang nakal, kadang bonus di tilep bahkan bonus dilupakan, atau bahkan lupa dengan janji. itu bagian dari risiko pekerjaan. Suami begitu sabar. Tidak sekali mengeluh atau menutut. Pernah saya dinasihat " Terima apa menjadi rezqi saya". Berkat kesabaran dan doa kami, saya bersama anak pertama selesai tahun 2017 sekarang sudah bekerja. Anak yang nomor 2 insyaaallah di tahun ini sekarang sedang menggarap skripsi konsultasi Bab IV. Anak nomor 3 sudah bekerja dan untuk semester 4 ini cuti, karena tidak bisa membagi waktu. Sedangkan yang no 4 tahun ini masuk SMA. Allah telah memberi kemudahan kepada kami.
Sebelum Covid 19 mewabah, Suami ditawari untuk membantu membangun rumah tahan gempa, namun tidak bersedia karena ada pekerjaan yang lebih penting. Suami hanya sebagai penyambung lidah, teman baru di kenal dari jakarta diperkenal kepada masyarakat yang terdampak gempa. Sehingga terjadi kesepakatan untuk membangun rumah. Berdasarkan hasil kesepakatan suami akan mendapat bonus. ternyata proyek sudah selesai orangnya sudah sampai kampung halaman. Semoga Allah memberi rizqi yang lebih berkah. Dengan tidak berkeluh kesah maka Allah mencukupkan kebutuhan dan mempermudah segala urusan kami.
Nah untuk mengisi hari-harinya, suami sekarang menjadi anggota takmir masjid, selepas menjadi sektetaris lingkungan. Juga masih menjadi anggota PPS. semua dilakoni untuk melayani masyarakat. Kami beruntung memiliki iman yang penyabar memaafkan segala kesalahan dan kekhilapan kami.
Walaupun alumni Pertanian tapi tidak langsung bersentuhan dengan pertanian. Dari awal bekerja tahun 1987 suami mengikuti program pemerintah TKST (Tenaga Kerja Sukarela Terdidik). Penempatannya di desa Gondang Kecamatan Gangga Lombok Utara. Pekerjaannya bersentuhan dengan koperasi yang melayani kebutuhan masyarakat khusus petani seperti pupuk, padi, beras dan simpan pinjam. Mengabdikan diri sampai dengan tahun 1993.
Tahun 1993 suami minta istirahat dan mengabdikan diri di sekolah perikanan (SPP SUPM) Sumbawa. Waktu itu kami menikah pada tahun 1992. Keluarga besar kami banyak di Sumbawa sehingga dengan berat hati suami pindah. Banyak sudah yang telah dilakukan untuk pengembangan sekolah. Suami dipercaya untuk membawa anak-anak yang praktik ke Tegal sebagai pusat sekolah SPP SUPM. Membawa anak-anak untuk praktik penangkapan ikan di Lombok Timur, membawa anak-anak praktik pelayaran di penyebarangan Tano-kayangan.
Pada tahun 1994 saya mendapat SK CPNS di Mataram. Kami terpisah kembali. Saya di Mataram suami di Sumbawa.
Tahun 1997 suami resmi untuk hijrah lagi ke Mataram NTB. Selama 3 tahun kami tinggal terpisah. Karena sekolah tempat mengabdi tidaklah memberi titik terang untuk masa depan. Sebelum pindah ke Mataram, suami sudah mendapat job yaitu manager Koperasi Mina Ampenan. Suami memang ahli di Koperasi. Menjadi Manager Koperasi dilakoni sampai dengan tahun 2001. Koperasi mulai melesu era pak Presiden Suharto lengser. Akhir banting stir lagi membuka Bimbel bersama teman-teman, sambil menjalankan Asuransi Bumi Putra dan juga koperasi khusus melayani penerbitan sertifikat. Banyak usaha yang kami lakukan termasuk distributor sembako.
Pada tahun 2009 resmi bergelut dipemberdayaan yaitu PNPM. Pertama kali di tempatkan di kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Kami kembali terpisah. Suami pulang 1 bulan sekali. Paling cepat 2 minggu sekali. Pada tahun 2010, lebih kurang setelah 1 tahun bekerja saya mendapat telepon dari koordinatornya jika suami dipindahkan ke kayangan. Saya di telepon karena suami tidak bisa dihubungi. Akhirnya suami pindah lagi ke pulau lombok walaupun lain kabupaten tapi masih satu pulau.
Suami resmi pindah ke Kabupaten Lombok Utara. Sebenarnya sudah tidak asing lagi, karena pernah bertugas sebelumnya . Tahun 2015 pada era presiden Jokowi menjadi presiden progran PNMP resmi dibubarkan diganti dengan dana desa. Padahal sesuai kontrak sampai tahun 2025, dan diperpanjang setiap tahun. Sempat ditahun 2015 dikontrak sampai bulan agustus. Waktu itu saya cukup down. Anak-anak masih membutuhkan biaya besar. Anak-anak kuliah dan saya baru melanjutkan program master.
Kami selalu berprasangka baik kepada Allah yang maha memelihara. Kami mengintrospek diri, sudah barang tentu Allah menguji kami. Jika ingin naik kelas, maka harus melalui tahap ujian. Ada prilaku kami yang tidak Allah kehendaki. Kami mohon ampunannya.
Allah selalu melimpahkan rahman dan rahimnya. Rizqi datang dari arah yang disangka-sangka. Akhirnya suami bergelut di projek perumahan kumuh, walaupun kadang ada juga yang nakal, kadang bonus di tilep bahkan bonus dilupakan, atau bahkan lupa dengan janji. itu bagian dari risiko pekerjaan. Suami begitu sabar. Tidak sekali mengeluh atau menutut. Pernah saya dinasihat " Terima apa menjadi rezqi saya". Berkat kesabaran dan doa kami, saya bersama anak pertama selesai tahun 2017 sekarang sudah bekerja. Anak yang nomor 2 insyaaallah di tahun ini sekarang sedang menggarap skripsi konsultasi Bab IV. Anak nomor 3 sudah bekerja dan untuk semester 4 ini cuti, karena tidak bisa membagi waktu. Sedangkan yang no 4 tahun ini masuk SMA. Allah telah memberi kemudahan kepada kami.
Sebelum Covid 19 mewabah, Suami ditawari untuk membantu membangun rumah tahan gempa, namun tidak bersedia karena ada pekerjaan yang lebih penting. Suami hanya sebagai penyambung lidah, teman baru di kenal dari jakarta diperkenal kepada masyarakat yang terdampak gempa. Sehingga terjadi kesepakatan untuk membangun rumah. Berdasarkan hasil kesepakatan suami akan mendapat bonus. ternyata proyek sudah selesai orangnya sudah sampai kampung halaman. Semoga Allah memberi rizqi yang lebih berkah. Dengan tidak berkeluh kesah maka Allah mencukupkan kebutuhan dan mempermudah segala urusan kami.
Nah untuk mengisi hari-harinya, suami sekarang menjadi anggota takmir masjid, selepas menjadi sektetaris lingkungan. Juga masih menjadi anggota PPS. semua dilakoni untuk melayani masyarakat. Kami beruntung memiliki iman yang penyabar memaafkan segala kesalahan dan kekhilapan kami.
VC bersama anak-anak
Barakallah fii Umrik. Walaupun usia bertambah namun semangat tidak boleh kendur untuk beramal dan berkarya. Semoga Allah menjaga kesehatan, dipermudah segala urusan, dan cepat mendapat panggilan beribadah Haji. Tidak ada yang tidak mungkin apabila Allah berkehendak. Maafkan kami terkadang kami tidak mampu bersabar.
"Jika terjadi badai maka perahu akan bergatung kepada nakhoda"
''Jangan terlalu percaya sama orang, karena tidak semua orang berniat baik, itu merupakan ikhtiar"
Tidak ada komentar: